
16 Jun
Tunas Industrial Paparkan Visi di Indonesia Critical Minerals Expo 2025
JAKARTA, 4 Juni 2025 — Dalam era percepatan adopsi teknologi hijau dan transformasi digital, permintaan akan mineral kritis, termasuk timah, terus meningkat secara signifikan. Timah menjadi komponen vital dalam industri elektronik, penyimpanan energi, kendaraan listrik, hingga infrastruktur pintar. Indonesia, sebagai produsen timah terbesar kedua di dunia, kini berada di posisi strategis untuk memainkan peran penting dalam rantai pasok global.
Industri timah Indonesia terus memainkan peran strategis dalam peta mineral kritis global, mendukung transisi dunia menuju ekonomi hijau dan digital. Permintaan global terhadap timah diproyeksikan tumbuh dengan CAGR sebesar 2,5–3,0% hingga 2030 (International Tin Association, 2023), didorong oleh aplikasinya dalam soldering, baterai, energi terbarukan, dan semikonduktor.

Pada hari kedua Indonesia Critical Minerals Conference & Expo (ICM) 2025, Chrispin Andereas selaku Head of Business Development Tunas Industrial berpartisipasi dalam diskusi panel bertema “The Role of Southeast Asia’s Tin Industry in The Belt and Road Initiative.” Chrispin menyoroti posisi strategis Batam—sebagai kawasan perdagangan bebas dengan ekosistem manufaktur elektronik yang mapan dan kedekatannya dengan wilayah penghasil timah Bangka—untuk mendukung hilirisasi timah ke dalam aplikasi bernilai tambah. Material berbasis timah kini semakin krusial dalam teknologi semikonduktor, perangkat keras AI, dan pusat data—dan Batam menjadi penghubung strategis antara sumber daya timah dan rantai pasok elektronik global.
Seiring meningkatnya peran mineral kritis dalam mendorong ekonomi hijau global, industri timah Indonesia memiliki peluang besar untuk tumbuh dan bersaing. Sebagai kawasan industri terkemuka di Batam, kami terus berkomitmen untuk mendorong kemitraan strategis, kesiapan investasi, dan pertumbuhan berkelanjutan di sektor mineral kritis. Kehadiran kami di ICM 2025 mencerminkan dedikasi terhadap pembangunan yang bertanggung jawab dan kolaborasi regional yang mendukung industri timah Indonesia dan sektor terkait lainnya.

15 Mei
Groundbreaking PT Solder Tin Andalan Indonesia di Kawasan Industri Tunas Prima
BATAM, (10/5/2024) – Sebagai salah satu komoditas tambang unggulan Indonesia, timah memiliki peran penting dalam perekonomian negara. Untuk mendukung upaya hilirisasi mineral timah dan memperkuat industri dalam negeri, PT Solder Tin Andalan Indonesia (PT STANIA), anak usaha dari PT Arsari Tambang, melakukan groundbreaking untuk pabrik baru mereka pada Jumat, 10 Mei 2024 di Kawasan Industri Tunas Prima. Acara simbolis groundbreaking dilakukan oleh jajaran Komisaris PT Arsari Tambang, CEO Tunas Group, Gubernur Kepulauan Riau, Kapolda Kepri, dan Walikota Batam sekaligus Kepala BP Batam.
Hashim S. Djojohadikusumo, Komisaris Utama PT Arsari Tambang, menyampaikan bahwa investasi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas, memperkuat infrastruktur industri dalam negeri, serta menciptakan lapangan kerja baru di Indonesia khususnya di Kota Batam dengan pabrik yang menargetkan produksi awal sekitar 2000 ton solder per tahun, serta omset mencapai Rp 1,2 triliun.
PT STANIA Mendukung Hilirisasi Mineral Timah Dalam Negeri dengan Komitmen Industri Hijau
Dipilihnya Kota Batam sebagai lokasi pabrik didasarkan pada posisi strategisnya di jalur perdagangan internasional. Serta adanya dukungan insentif dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan BP Batam dalam mendorong Kota Batam sebagai destinasi investasi yang menjanjikan. Dengan nilai investasi mencapai Rp400 miliar, PT STANIA yakin dapat menambah kapasitas produksi dengan mudah, serta bersaing dengan kompetitor, sambil menargetkan untuk bersaing di pangsa pasar Malaysia dan India, dua negara produsen solder terbesar saat ini.
Sebagai anak usaha dari PT Arsari Tambang, PT STANIA akan memfokuskan produksinya pada solder berbahan dasar timah, yang digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik seperti mobil listrik, handphone, dan peralatan rumah tangga. Pabrik ini akan memproduksi solder dalam berbagai bentuk, mulai dari solder wire hingga solder paste, dengan menggunakan proses produksi, sistem, dan bahan baku yang rendah emisi karbon. Selain itu, PT STANIA akan menerapkan standar internasional ISO 9001, 14001, 50001, dan 45001 dalam pengendalian mutu, perlindungan lingkungan, manajemen energi, dan keselamatan kerja.
Kawasan Industrial Tunas Prima sebagai Lokasi Manufaktur Berbasis Industri Hijau untuk PT STANIA
Pemilihan Kawasan Industri Tunas Prima sebagai tempat beroperasinya pabrik PT STANIA sangatlah strategis. Kawasan Industri Tunas Prima tidak hanya menyediakan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan industri, tetapi juga layanan industri hijau. Layanan industri hijau ini mencakup penggunaan energi listrik bersih yang disuplai oleh PT PLN Batam, dilengkapi dengan Renewable Energy Certificates (REC) yang menjamin penggunaan sumber energi terbarukan. Serta pembangunan infrastruktur hijau dengan sertifikat Green Mark For District yang dikeluarkan oleh BCA International dari Singapore dan sertifikat Greenship Neighborhood yang dikeluarkan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI).
Dengan pemilihan Kawasan Industrial Tunas Prima sebagai lokasi operasionalnya, PT STANIA tidak hanya menunjukkan komitmen dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi, tetapi juga dalam menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai bagian dari industri hijau yang berkelanjutan. Keseluruhan inisiatif ini akan membantu mendukung hilirisasi mineral timah, pertumbuhan ekonomi lokal, serta kontribusi positif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.